Teater Amoeba dan Festival Teater Jakarta

Untuk yang kesekian kalinya gw menapakkan kaki disini, sejak tahun 2007 gw rutin dateng ke Taman Ismail Marzuki, baik untuk nonton pementasan ataupun terlibat dalam pementasan. Festival Teater Jakarta (FTJ) diadakan setiap tahun yang diikuti dari 5 perwakilan wilayah Jakarta, yaitu Selatan, Barat, Pusat, Timur dan Utara. Biasanya ada 2 grup teater tiap perwakilan. Sebelum masuk ke tahap final yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta (tingkat pusat), biasanya para grup perwakilan diadu di wilayahnya. Juara umum dan juara harapan akan diadu lagi di tingkat pusat ini, yang biasa disebut dengan FINAL FTJ.

Gw sendiri adalah salah seorang anggota Teater Amoeba yang kini telah menjadi alumni, dan bisa dibilang sudah mulai tidak aktif seutuhnya. Cukup mensupport adik - adik dan kawan - kawan yang masih berjuang disana. Teater Amoeba sendiri memiliki arti (Amoeba - Anak Mercu Buana), yang notabene-nya adalah mahasiswa Univ. Mercu Buana. 4 tahun menjadi mahasiswa Univ. Mercu Buana sekaligus anggota aktif Teater Amoeba adalah hal istimewa yang pernah gw alamin.

Melalui pasang surut, jatuh bangun perjalanan Teater Amoeba, mulai dari kekalahan sampai kemenangan yang diraih hingga saat ini adalah hal yang luar biasa dalam hidup. Tahun 2006 gw bergabung, digembleng dengan latihan teater yang membutuhkan energi lebih, waktu lebih dan uang lebih. Hehe Energi lebih disini latihan mental dan fisik. Waktu lebih pastinya membutuhkan waktu ekstra diluar kuliah, menjadi anak mama di rumah sampai kumpul bersama teman - teman. Uang lebih?? Hemm..Teater Amoeba dulu cukup terkenal dengan keterbatasannya, jangan berharap mendapatkan uang dari teater meskipun udah menang puluhan juta! Haha *kiding* Sokongan dana yang ala kadarnya dari kampus kadang memerlukan pengeluaran ekstra dari tiap anggotanya, yang penting kita ikhlas.

GRAFITO
Well, gw akan sedikit cerita perjalanan Teater Amoeba di kancah Festival Teater Jakarta setelah gw bergabung disini (2006-sekarang). Pada tahun 2006 gw bergabung, mereka sedang menyiapkan pementasan untuk tingkat wilayah Jakarta Barat yang biasanya diadakan di GRJB (Gelanggang Remaja Jakarta Barat) di pertengahan tahun. Padakala itu, Teater Amoeba mementaskan 'Grafito' karya Akhudiat, sutradara Riza Nugraha (Bajaj), sayangnya Teater Amoeba gagal lolos ke final, dan disana gw hanya sebagai penonton saja karena masih jadi anak baru yang unyu-unyu.

MACBETH
            Menuju Malam Puncak FTJ 2007 - Macbeth
Di tahun 2007, Teater Amoeba mencoba membawakan naskah 'Macbeth' karya William Shakespeare, sutradara Joind Bayuwinanda. Di pementasan kali ini gw sudah mulai ikut bergabung dalam produksi, bukan sebagai pemain tapi di bagian manajemen. Gw ditunjuk sebagai bendahara produksi sekaligus tim make up untuk peri (2 tokoh dalam naskah tsb). Pembelajaran yang sangat berharga untuk tahun pertama gw terlibat di Festival Teater Jakarta. Sedikit cerita, pada masa itu naskah yang dibawakan sangat sedikit pemain apalagi peran perempuan. Jadi beruntunglah kalian yang bisa merasakan panggung final FTJ walaupun cuma jadi sekerumunan masa, hehe. Pada tahun itu, kita lolos ke final dan kita akan bermain di pusat. Ketika di final ini banyak hal - hal baru yang gw alamin, salah satunya yg paling awkward sekaligus menyenangkan adalah bermalam bersama beberapa crew dan pemain di saung terbuka depan Teater Kecil - Taman Ismail Marzuki, sehari sebelum pementasan, ditemani angin bulan Desember yang dingin sekaligus tanpa bantal dan selimut, serta lolongan anjing - anjing yang memang tinggal disana. Di final FTJ tahun itu, kita hanya memenangkan 1 piala sebagai Musik Terbaik. Suatu kebanggaan di tengah - tengah kehausan kita yang sudah lama tidak memenangkan festival.

Peri di naskah Macbeth 
yang akhirnya salah 1 lebih milih make up sendiri
back stage lakon Macbeth
TIKUS DAN MANUSIA - 20
Selanjutnya, di tahun 2008 kita membawakan naskah 'Tikus Dan Manusia' karya John Steinbek, sutradara Joind Bayuwinanda. Harus memulai lagi dari awal, yaitu penyisihan di wilayah. Pada tahun ini, sayangnya gw ngga bisa ikut andil banyak karena sempet vakum setahun (pertengahan 2008 - pertengahan 2009) karena gw didaulat untuk menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ Pariwara). Gw hanya bisa membantu dibagian publikasi ketika mereka sudah memasuki babak final ditingkat pusat (akhir Desember). Lagi - lagi di tahun ini kita tidak berhasil membawa pulang piala.

SSSTTT...!!!
Di tahun 2009, Teater Amoeba membawakan naskah 'Sssttt' karya Ikranegara, sutradara Joind Bayuwinda. Alhamdulillah di babak penyisihan, kita berhasil menjadi juara umum dan berhak untuk melaju ke final. Di babak penyisihan gw tidak turut ambil bagian karena masih menyelesaikan masa jabatan di HMJ Pariwara. Setelah masa jabatan sebagai ketua HMJ selesai, kembalilah gw ke Teater Amoeba, untuk ikut berpartisipasi kembali. Dan sungguh sial atau beruntung yaa, gw diminta untuk jadi Pimpinan Produksi menuju Final FTJ pada saat itu, menggantikan temen seangkatan gw si Ade Lebay. Berpikir cukup panjang, karena pada saat itu adalah menjelang semester akhir gw di perkuliahan dan menjadi Pimpinan Produksi sangatlah hal yang tidak mudah. Tapi gw tertantang untuk melanjutkan misi Teater Amoeba untuk menjadi juara. Belajar dari senior - senior yang pernah menjadi PimPro, gw belajar banyak kali ini. Walaupun udah punya basic memimpin sebelumnya di HMJ, tapi memimpin produksi di Teater Amoeba tidaklah mudah, karena anggota yang lebih tua dari gw banyak dan menghadapi hal itu lebih rumit. 

Bersama Tomo sang Stage Manager
Selain, menghadapi Final FTJ, Teater Amoeba juga mengikuti festival yang diadakan oleh Federasi Teater Indonesia (FTI). Kita ikut festival FTI tersebut awalnya untuk try out sekaligus mencari dana sebelum memasuki pementasan final FTJ. Kita bahu membahu melawan keterbatasan yang kita miliki, gw pun sangat terbantu oleh partner gw Tomo sang Stage Manager. Berjuang mencari dana, mulai dari meminta sokongan dana dari pihak kampus sampai 'merayu' wakil rektor (pada kala itu, sekarang doi udah jadi rektor,hehe). Dibantu Tya dan Lili yang kenal deket dengan sang wakil rektor, jadilah mereka umpan, hahaha tapi tenang, ini jalannya halal kok :p Mendekati hari pementasan baik festival FTI ataupun final FTJ, adalah saat - saat yang hectic dalam hidup gw, zona yang sangat tidak nyaman gw masuki, tapi disitulah gw merasakan hidup yang berarti. :) 

Para pemain 'Sssttt' bersama Sang Sutradara Joind Bayuwinanda

Alhamdulillah wa syukurillah.. Kita menjadi juara umum di kedua festival ini. Semua terbayar dengan sangat indah! Seinget gw, ini adalah juara umum pertama di Festival Teater Jakarta. Hampir di semua lini kita membawa pulang piala, mulai dari aktor terbaik (Haikal Sanad), aktor pembantu terbaik (Ricky Panca Putra), Sutradara terbaik (Joind Bayuwinanda), Musik Terbaik (Gery, Juned dan Lutfi), Artistik Terbaik (Eko Pujiono,dkk) serta Grup Terbaik. Begitupun di Festival FTI kita menjadi juara umum dan membawa pulang piala di kategori yang sama. Dan 2 kali gw naik panggung di Graha Bakti Budaya - TIM, mewakili pengambilan piala dan speech di depan puluhan orang itu rasanya luar biasa menakjubkan. Semuanya ngga akan terjadi tanpa kerja sama dari seluruh pemain, crew serta bantuan dari teman - teman Swatala UMB & Paduan Suara UMB yang turut membantu. Ini seperti mimpi!! Kado akhir tahun yang sangat spesial untuk Teater Amoeba, membawa pulang jutaan rupiah dan piala - piala. Tapi yang sejak awal gw bilang, ini semua dari Amoeba dan untuk Amoeba. :)
Malam puncak dan pemberian hadiah sbg Juara Umum FTJ 2009
Foto bersama setelah pemberian hadiah di Graha Bakti Budaya

Sebelum pentas di STSI - Bandung
Hal yang selanjutnya dilakukan setelah menjadi juara umum di Final FTJ adalah pentas ulang (pementasan yang dilakukan sebagai pembuktian kepada masyarakat umum terutama yang belum sempat melihat pertunjukkan kami di final), hal tersebut ada biaya tersendiri yang diberikan khusus oleh Dewan Kesenian Jakarta. Kali ini kita diberikan beberapa pilihan, untuk pentas kembali di Teater Kecil - TIM (Jakarta) atau di Bandung. Lagi - lagi kita tertantang, khususnya gw pribadi tertantang untuk tetap menjadi PimPro 'Sssttt'. Di tengah harapan gw untuk bisa lulus sesuai jatah 4 tahun kuliah. Banyak krikil tajam yang menghadang ketika kita memilih untuk pentas di Bandung (Sekolah Tinggi Seni Indonesia - STSI) tapi gw bertekad dalam hati untuk membawa Amoeba pentas di luar kota. Dan inilah pengalaman pertama Teater Amoeba pentas di luar kota. Moment yang tidak akan pernah terlupakan.. :) Well, alhamdulillah..misi tercapai. Amoeba berhasil pentas di STSI - Bandung (Maret 2010) dan gw pun lulus di tahun yang sama (September 2010).
Bersama Dolorosa Sinaga - sang pembuat piala Juara Umum FTJ
Tasyakuran keberhasilan menjadi Juara Umum FTJ 2009 -
 Foto bersama dengan Ikranegara & istri


Sebelum pementasan Nabi Kembar di Teater Kecil - TIM
 Di tahun 2010, setelah euforia menjadi juara umum di FTJ kita harus berjuang kembali untuk mempertahankan gelar juara di final FTJ tanpa melewati penyisihan di wilayah dan pastinya tidak mudah. Kali ini membawakan naskah 'Nabi Kembar' karya Slawomir Mrozek, sutradara Joind Bayuwinanda. Pada kali ini gw cukup membantu di bagian produksi lagi, dibagian desain dan publikasi. Alhamdulillah, kita membawa pulang juara favorit, walaupun tidak bisa mempertahankan gelar juara umum. 

TIKUS DAN MANUSIA - 2011
Di tahun 2011, kembali harus mengulang dari awal babak penyisihan di wilayah Jakarta Barat, kali ini Teater Amoeba membawakan naskah 'Tikus Dan Manusia' kembali, rupanya sang sutradara Joind Bayuwinanda masih penasaran dengan naskah tersebut. Hasilnya sangat memuaskan, lagi - lagi Teater Amoeba menjadi juara umum. Membahagiakan, walaupun gw pribadi ngga terlibat sama sekali kali ini, dikarenakan sulit membagi waktu dengan pekerjaan. Cukup menjadi penikmat Teater Amoeba saja.

WOYZECK
Tahun 2012, yupp.. pementasan yang berlangsung Senin kemarin, 10 Des 2012 dengan naskah 'Woyzeck' karya Georg Buchner, sutradara Joind Bayuwinanda dipentaskan di Teater Kecil - TIM. Mempunyai warna yang berbeda dengan pementasan - pementasan Amoeba sebelumnya, seperti 'Sssttt' dan 'Nabi Kembar' yang dibawakan sangat kekinian dan adanya sentuhan karikatur penuh dengan humor. Berbanding terbalik dengan pementasan 'Woyzeck' kali ini yang dibawakan dengan sentuhan surealis dan penuh pemikiran serta simbol - simbol yang muncul di dalamnya.
Mendengarkan komentar - komentar dari penonton, hampir semuanya berisi pujian. Tinggal kini menunggu penilaian dari Dewan Juri FTJ yang akan diumumkan sebentar lagi. I wish the best for Teater Amoeba.

WOYZECK
Saya rindu berjuang bersama kalian, mungkin suatu saat nanti akan ada pementasan pertemuan khusus alumni dan kita berjuang kembali..hehe we never know.. :)

aa...aaa...aaaa... amoeba!!!

Comments

  1. Kak, makasih ceritanya.Disekolahku ga ada ekskul teater, tapi aku kepingin belajar teater, tapi aku ga tau bisa belajar teater dimana dan ga banyak alamat sanggat teater di google. Aku uda cari info dimana-mana. Menurut kakak baiknya aku gmna ya kak? Oh ya kak dan lagi kalau teater amoeba itu apa hanya boleh untuk mahasiswa univ mercu buana saja? Mohon bantuannya ya kak. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo.. kalau di jakarta setau aku banyak sanggar2 teater, di jakarta barat sendiri bisa datang ke GRJB (Gelanggang Remaja Jakarta Barat).
      Untuk di Univ. Mercu Buana sendiri memang rata2 anggotanya adalah mahasiswa univ. mercu buana. Tapi kalau ingin ikut latihannya boleh kok biasanya. Langsung dtg saja, nanti bisa tanya ke pengurusnya yang berlokasi di Pusgiwa / Sasana Budaya Mercu Buana :)

      Delete

Post a Comment

favorite reader!

Rincian Biaya Backpacker (Jakarta - Medan - Aceh - Sabang)

Jakarta - Malang - Probolinggo - Bromo

Rincian Biaya Trip To Maluku

Pulau Tegal - Pasir Timbul, Lampung

Jakarta - Medan - Aceh - Sabang